3.10 Menganalisis Perencanaan Produksi Massal

Pengertian Perencanaan Produk

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil.
Terdapat  5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
       1.     Kualitas produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar  dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
       2.     Biaya produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
       3.     Waktu pengembangan produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
        4.     Biaya pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
        5.     Kapabilitas pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan dating.

4 Hal Penting Dalam Menganalisis Perencanaan Produksi Massal


Salah satu indikator kesuksesan produksi adalah bergantung pada kemampuan dalam menciptakan produk yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen.

Tentu saja dengan biaya yang serendah-rendah.

Sehingga, menganalisis perencanaan produksi massal bukan hanya tugas bagian manufaktur saja, Melainkan berbagai fungsi yang terdapat di dalam suatu perusahaan.

Metode untuk mengembangkan produk berdasar pada permintaan dan spesifikasi produk oleh customer merupakan metode yang baik. Sebab, berbasis pada keinginan.

Pengertian Perencanaan Produksi Massal

perencanaan produksi sendiri merupakan proses menciptakan ide produk serta menindaklanjuti hingga produk di perkenalkan kepada segmen pasar yang dituju

Produksi sendiri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menambah nilai guna serta menciptakan benda yang baru sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih serta bisa memenuhi kebutuhan dari konsumen.

Sedangkan produksi massal dapat diartikan sebagai metode produksi barang dalam jumlah yang besar tetapi dengan biaya yang lebih rendah untuk setiap unitnya.

Meski harganya lebih murah tetapi tidak serta merta kualitasnya buruk.

Bahkan, produksi massal sudah distandarisasi interchangeable parts yang mana alat ini digunakan untuk proses produksi jenis barang yang sama.

Menganalisis perencanaan produksi massal mencakup berbagai langkah kerja serta perbaikan langkah itu.

Lantas, rencana ini dilakukan melalui tahap implementasi dan pengendalian.

Kegiatan ini mempunyai perhatian berupa melihat berbagai kemajuan untuk mencapai target yang telah direncanakan.

Perusahaan juga perlu mempunyai strategi cadangan jika produk mengalami kegagalan di pasaran.

Diantaranya ekstensi produk serta adanya perubahan dalam distribusi, promosi, serta harga.

Langkah-Langkah dalam Menetapkan Skala Proses Produksi

Untuk menganalisis perencanaan produksi massal, maka perlu diketahui adanya langkah-langkah menetapkan skala proses produksi. Berikut adalah tahap-tahapannya:

  1. Menentukan jenis produk yang akan diproduksi
  2. Kapan kegiatan produksi akan segera dimulai
  3. Berapa jumlah produk yang diproduksi
  4. Berapa jumlah dana yang dibutuhkan
  5. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
  6. Peralatan apa yang dibutuhkan
  7. Berapa tingkat persediaan bahan baku yang dibutuhkan.

Proses Perencanaan Produksi

Sedangkan untuk menganalisis perencanaan produksi massal, Anda juga perlu menentukan prosesnya. Adapun dalam praktik pelaksanaannya, ada lima tahap yang harus dilakukan meliputi:

1. Routing :

merupakan penetapan dan penentuan urutan proses produksi yang berasal dari bahan mentah hingga menjadi produk jadi.

Pada urutan ini, harus termasuk juga proses menyusun alat yang digunakan. Routing ini juga dapat diartikan sebagai penyusunan jalur kerja.

Dimana bentuknya bisa berupa urutan pengerjaan produk.

Bentuknya bisa berupa urutan pengerjaan produk, urutan operasi kerja, ataupun linimasa operasional dari suatu perusahaan.

Routing sendiri mencakup beberapa informasi yang penting seperti supply bahan, kuantitas mesin, staf dan karyawan, kualitas produk, operasional kerja, alat produksi, dan sebagainya.

Melalui routing, Anda dapat mengetahui tentang kebutuhan apa yang mesti dipenuhi supaya pengerjaan produk serta perusahaan bisa berjalan dengan baik.

2. Scheduling 

yakni penetapan serta penentuan jadwal kegiatan operasi dalam suatu proses produksi dimana disinergikan sebagian kesatuan yang utuh.

Dari proses ini, akan dapat diketahui penggunaan waktu ketika pemrosesan produksi yang sesuai dengan urutan.

Scheduling ini dikerjakan berdasar pada hasil routing. Jika terdapat pekerjaan yang mesti dilakukan secara simultan, sehingga perlu dibuat skala prioritas.

Perlu ditentukan pekerjaan mana yang mesti didahulukan supaya tidak terjadi bottleneck.

Dalam proses ini, harus memperhitungkan waktu mulai serta penyelesaian kerja.

Serta menentukan waktu cadangan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga.

Waktu cadangan bisa didelegasikan pada setiap pos kerja.

Sehingga, perusahaan bisa melakukan proses produksi dengan lebih terkontrol serta sesuai dengan keadaan aktualnya.

3. Dispatching 

merupakan penentuan proses pemberian perintah dalam melaksanakan operasi yang telah direncanakan ketika proses routing serta scheduling.

Tanggung jawab proses ini meliputi bagan proses kerja, infrastruktur penunjang, penjelasan tanggung jawab, peraturan, dan lain-lain.

Terdapat juga tambahan pengingat dengan melampirkan memo atau catatan.

Atau bisa juga dengan menambahkan pilot project agar perencanaan kerja bisa diimplementasikan  dengan lebih yakin.

Fase ini juga menambahkan salah satu fungsi yakni kontrol pada pelaksanaan kerja. Kontrol bukan berarti mengatur. Akan tetapi lebih kepada pengawasan saja.

Saat terjadi hal yang di laur rencana, maka pengawas dapat mengambil sikap tegas agar proses produksi bisa kembali sesuai pakem yang dibuat pada bagian perencanaan.

4. Follow up 

yang penetapan ragam kegiatan supaya tidak ada penundaan serta mendorong terkoordinasinya semua perencanaan operasi dalam proses produksi.

Faktor Perencanaan Proses Produksi

Menganalisis perencanaan produksi massal juga harus dilakukan dengan memerhatikan faktor-faktornya.

Nah, faktor perencanaan produksi sendiri merupakan perencanaan mengani produk apa serta jumlah masing-masing yang diproduksikan di periode mendatang. Nah, faktor-faktor ini meliputi:

  1. Manfaat produk untuk konsumen
  2. Permintaan pasar pada produk tersebut
  3. Fasilitas operasi dari proses produksi
  4. Potensi pebisnis dalam melakukan usaha untuk mendapat keuntungan
  5. Kemampuan melakukan distribusi
  6. Kekuatan pesaing yakni perusahaan lain
  7. Pengembangan produk di masa mendatang

Masalah yang Mungkin Muncul dalam Menganalisis Perencanaan Produksi Massal

Kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan dengan menggunakan perencanaan produksi tentu diharapkan sesuai dengan draft yang sudah ada pada rencana final.

Akan tetapi, ada kegiatan yang sulit diperkirakan pelaksanaannya. Kegiatan ini yakni interaksi serta keterhubungan antara divisi-divisi yang berbeda.

Sebagai contoh pembahasan mengenai kebutuhan bahan serta peralatan, peningkatan kapasitas karyawan, SDM, dan lain-lain.

Interaksi antara divisi akan membuat kerumitan hubungan bisa dieskalasi.

Namun, masalah harus dipandang sebagai tantangan. Yang berarti masalah adalah tantangan agar kegiatan produksi bisa sempurna.

Sehingga, Anda memiliki kesempatan untuk membuka elemen kunci di dalam suatu proses produksi.

Manfaat dari hal ini adalah bisa melancarkan arus produksi serta mendongkrak performa.

Beberapa masalah yang bisa menghambat dalam menganalisis perencanaan produksi massal meliputi:

1. Pemesanan Bahan Produksi

Untuk memesan material produksi, maka harus ada biaya transportasi pengiriman.

Sehingga memunculkan masalah karena berbagai faktor yang tidak dapat diprediksi seperti kelangkaan barang, cuaca buruk, dan sebagainya.

2. Pengadaan Peralatan

Untuk mengadakan peralatan, maka harus terdapat penilaian khusus secara tepat serta sesuai dengan kebutuhan produksi.

Sehingga, harus ada beberapa peralatan sebelum ditemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan.

3. Bottleneck

Merupakan kemacetan karena proses produksi yang selalu tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya, Masalah yang paling utama dikarenakan bottleneck terjadi untuk dua maupun lebih kegiatan produksi yang penting.

Ini adalah masalah dalam menganalisis perencanaan produksi yang cukup fatal. Sehingga, Anda tidak bisa memilih salah satunya.

Untuk menyelesaikan masalah ini, maka harus ada penyusunan strategi kerja yang menggunakan kans terbaik sehingga hasil lebih optimal.

4. Rekrutmen Karyawan

Jabatan dan posisi yang terspesialisasi membutuhkan peningkatan kualitas sehingga produksi menghasilkan produk yang lebih optimal.

Padahal, karyawan adalah peran yang sangat penting ketika melakukan kegiatan operasional.

Sehingga, harus ada posisi alternatif yang bisa menghandel pekerjaan itu selama dilakukan pelatihan untuk karyawan.

Dalam rekrutmen karyawan baru juga harus ada proses belajar untuk bisa menyesuaikan diri dengan ritme pekerjaan.

Sehingga, harus ada ruang toleransi serta batasan waktu yang jelas supaya proses ini bisa berjalan dengan baik.

Demikian pembahasan mengenai bagaimana menganalisis perencanaan produksi massal. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar