4.8. PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIYPE PRODUK

 1       gambaran awal bab

Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.

        Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.

        Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers). Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.

  1. Pengertian Produk Dan Produksi

Kegiatan produksi menunjukan cara/metode atau teknik menciptakan atau menambah niali guna barang/jasa dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi, Kegiatan produksi yang melibatkan alat dan mesin dengan skala besar disebut industri. Manfaat (utility) yang diciptakan melalui proses produksi terdiri atas manfaat bentuk, manfaat tempat, maupun manfat waktu. Untuk lebih jelas nya perhatikan contoh berikut.

Manfaat (utility) yang diciptakan melalui proses produksi terdiri atas manfaat bentuk, manfaat tempat, dan manfaat waktu.

  1. Manfaat bentuk (form utility)

Seseorang wirausaha membuka usaha pengolahan limbah plastik menjadi berbagai pot bungs plastic, mengolah sampah rumah tangga menjadi makanan ternak, atau mengolah singkong menjadi keripik.

  • Manfaat tempat (place utility)

Seseorang wirausaha membuka usaha penjualan batu-batu kali yang diambil dari sungai/kali didesa dan dijual didaerah perkotaan, atau seorang petani membawa hasil kebunnya untuk dual di pasar kota.

  • Manfaat waktu (time utility)

Seseorang wirausaha melakukan kegiatan menyimpan sebagian padi hasil panennya untuk dimanfaatkan pada musim penceklik, atau seseorang yang membuka usaha pembuatan jass hujan dijual pada musim hujan.

Setiap kegiatan produksi menghasilkan produk berupa barang atau jasa. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar guna memenuhi kebutuhan. Jadi, produk adalah hasil yang diperoleh oleh kegiatan produksi. Namun, pengertian produksebagai hasil produksi sering diartikan hanya sebatas barang. Barang yang merupakan produk dari kegiatan produksi seringdisebut dengan produk. Padahal jasa juga merupakan hasil dari kegiatan produksi.

Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut biaik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga nama baik perusahaan nama baik took yang menjual, dan pelayanan  pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima pembeli guna memuaskan keinginannya.

Yang dimaksud dengan ”produk” dalam materi ini adalah barang atau jasa. Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.[1] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.

Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti “sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya”.[2] Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata “produk” merujuk pada apapun yang diproduksi (“anything produced”).[3] Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi (“thing or things produced”). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[4]

Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa.

Produksi adalah suatu proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau menambah nilai suatu produk (barang dan jasa) agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pelaku kegiatan produksi ini disebut dengan istilah produsen (baik itu individu maupun organisasi), sedangkan barang yang dihasilkan disebut dengan produk (barang atau jasa).

Secara etimologis, kata “Produksi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “To Produce” yang artinya menghasilkan. Jadi, arti kata produksi adalah suatu kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa melalui proses tertentu.

Semua produk, baik itu barang atau jasa, yang dikonsumsi oleh masyarakat setiap harinya berawal dari proses produksi. Setelah proses produksi, ada beberapa tahapan lagi sebelum akhirnya produk yang dihasilkan sampai ke konsumsi untuk digunakan.

Pengertian Produk dan Produksi Meenurut Para Ahli

  1. Menurut Magfuri 

Produksi adalah mengubah barang agar mempunyai kegunaan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi merupakan segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda yang ditunjukkan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran (Magfuri, 1987 : 72).

  • Menurut Ace Partadireja

Produksi menghasilkan barang dan jasa sedangkan bagaimana tahapan tahapan produksi dinamai proses produksi karena proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi (Ace Partadireja, 1987 : 21).

  • Pembedaan produk barang dan produk jasa

Pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu (misalnya instalasi). Pembelian suatu jasa sering pula meliputi barang-barang ynag melengkapinya (mislanya makanan direstoran). Meskipun demikian, kotler mendefinsikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dassranya bersifat intangible (tidak terwujud fisik) dan tidak menghasilkankepemilikan sesuatu.

Berikut ini 4 karakteristik utama jasa yang membedakannya dari barang.
  1. Intangiblity

Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu objek, alat, atau bends, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance), atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa hnaya bisa dikonsumsi tetapi tidak dimiliki. Meskipun sebagian besar jasa dapat berkaitan dan didukung oleh produk fisik (miselepon dalam jasa telekomunikasi, pesawat dalam jasa angkutan udara, makanan dalam jasa restoran), esensi yang dibeli pelanggan adalah kinerja yang diberikan oleh produsen kepadanya.

Jasa bersifat intangible, maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Konsep intangible pada jasa ,memiliki 2 pengertian.

  1. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
  2. Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah.

      Dengan begitu orang tidak akan dapat menilai kualitas dari sebuah jasa sebelum ia sendiri mengkonsumsi jasa itu sendiri. Apabila suatu konsumen membeli suatu jasa , ia hanya kan bisa menggunakan, menyewa, memanfaatkan jasa itu, akan tetapi tidak dapat memiliki jasa yang sudah dibelinya. Oleh sebab itu, konsumen hendaknya dapat memperhatikan tanda-tanda ataupun bukti dari kualitas jasa tersebut.

        Konsumen dapat menyimpulkan kualitas jasa dari tempat, orang, peralatan, bahan-bahan komunikasi, simbol sera harga yang telah mereka amati.Dengan demikian, tugas dari seorang pemasar (penjual jasa( adalah “manage the evidence” dan ”tangibilize the intangible”. Adapun tantangan yang harus dihadapi oleh seorang pemasar jasa adalah untuk dapat memberikan fisik dan perbandingan pada penawaran abstraknya

  • Inseparability

Biasanya barang kan akan diproduksi, kemuadian barang dijual kepada konsumen, dan barang akan dikonsumsi untuk memenuhi sebuah kebutuhan. Akan tetapi berbeda dengan jasa, umumnya jasa akan langsung dijual, baru kemudian akan diproduksi dan akan dikonsumsi secara bersamaan.Dalam hal ini interaksi antara kedua pihak penjual (penyedia) jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dari sebuah pemasaran jasa. Dalam hubungan ini, efektivitas dari individu yang menyampaikan jasa merupakan unsur penting.Dengan begitu kita dapat simpulkan bahwa kunci sukses dari penyedia jasa (bisnis jasa) pada saat rekrutmen, kompensasi, pelatihan dan juga pengembangan karyawannya.

  • Variability

Jasa ini sangat bersifat variabel dikarenakan non-standardized output, yang dapat kita artikan banyaknya variasi bentuk, kualitas, jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para konsumen biasanya sangatlah peduli dengan variansi yang tinggi dan mereka biasanya meminta pendapat dari orang lain sebelum mereka menggunakan jasa atau memilih jasa tersebut.

  1. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik
  2. Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa (service perfomance process). Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyiapkan suatu cetak biru (blue-print) jasa yang menggambarkan peristiwa dan proses jasa dalam suatu diagram alurr dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan kegagalan dalam jasa tersebut.
  3. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi.
  4. Perishability

            Untuk karakteristik yang terakhir, menjelaskan bahwa jasa tidak dapat disimpan dan juga tidak tahan lama. Ini tidak akan menjadi masalah apabila permintaannya tetap karena mudah untuk menyiapkan pelayanan permintaan tersebut sebelumnya. Apabila terjadi permintaan yang berfluktuasi, ini akan menyebabkan masalah yang akan berkaitan dengan kapasitas menganggur dan pelanggan tidak akan teralayani dengan baik. Ini akan menimbulkan resiko pelanggan akan merasa kecewa dan kemungkinan terburuknya adalah mereka akan beralih kepada penyedia jasa lainnya.

            Komponen jasa ini dapat menjadi bagian kecil atau bagian utama dari seluru penawaran tersebut. Pada kenyatannya, suatu penawaran dapat bergerak bebas di antara dua kutub ekstrem, yaitu muni berupa barang dan jasa murni. Berdasarkan kenyataan ini, barang atau jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori.

  1. Produk fisik murni, yaitu semata-mata terdiri atas produk fisik, misalnya sabun mandi, pasta.
  2. Produk fisik disertai dengan jasa pendukung, Misalnya produsen motor memberikan penawaran lebih dari sekedar motor saja. Produsen motor juga bisa memberikan jasa pengantaran, reparasi, pemeliharaan, dan pemasangan suku cadang.
  3. Hybird, yaitu menawarkan barang dan jasa yang sama besar porsinya, misalnya penjualan komputer (produk IT) yang disertai jasa instalasi softwerenya.
  4. Jasa utama yang didukung dengan barang dan jasa minor. Misalnya penjulan jasa transportasi jarak jauh dan bimbingan ibadah haji. Dalam transportasi jarak jauh, yang ditawarkan adalah jasa transportasi menggunakan pesawat. Akan tetapi, pelaksanaannya memerlukan beberapa barang berupa pesawat, majalah, dan minuman-minuman.
  5. Jasa murni, misalmya jasa psikologi, fisioterapi, dan konsultasi hukum.
  • Prototype Produk

Prototype produk adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.

  • Tahapan prototype produk
  • Pendifinisian Produk

Pendefinisian produk merupakan penerjemahan konsep teknikal dengan kebutuhan dan perilaku konsumen ke dalam bentuk pernacangan. Termasuk aspek hokum produk dan aspek hokum yang melibatkan keamanan serta perlindungan terhadap konsumen.

  • Working Model

Working model dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan. Ia dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu pernacangan prototype rekayasa.

  • Prototype Rekayasa (engineering prototype)

Prototipe ini dibuat seperti halnya working model, namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model. Ia dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototype produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi. Protipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.

  • Prototype Produksi (production prototype)

Ia merupakan bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi. Ia dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

  • Qualified Production Item

Bentuk ini dibuat dalam skala penuh. Berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan. Produk tersebut biasanya untuk diujicobakan kepada umum.

Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersial, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi misalnya: keamanan, regulasi tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear-and-tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaaran.

  • Model

Merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look-like-models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.

Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk. Akan tetapi, jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir dan jasa.

  • Tujuan Produk Dan Produksi
  • Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

Setiap elemen masyarakat (individu maupun organisasi) memiliki berbagai kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Produsen melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk atau menambah nilai guna suatu produk agar kebutuhan masyarakat tersebut dapat terpenuhi dengan baik.

  • Memperoleh keuntungan

Setiap produsen mengharapkan adanya keuntungan dari semua kegiatan produksi yang mereka lakukan. Seperti kita ketahui, untuk melakukan kegiatan produksi tentunya membutuhkan modal awal.

  • Fungsi Produk dan Produksi
  1. Menciptakan Nilai Guna

Proses produksi berfungsi untuk menciptakan nilai guna suatu barang. Suatu bahan baku yang tadinya tidak mempunyai nilai guna kemudian diproses sehingga memiliki nilai guna.

Contohnya:

  • Benang dan bahan-bahan lainnya yang diproses sehingga menghasilkan sebuah pakaian.
  • Material kayu, batu, pasir dan bahan-bahan lainnya yang diproses sehingga dapat membangun sebuah rumah.
  • Menambah Nilai Guna

Proses produksi juga dapat menambah nilai guna suatu barang yang awalnya telah mempunyai kegunaan tertentu sehingga memiliki nilai guna tambahan. Proses ini dapat menghilangkan fungsi awal suatu barang menjadi fungsi yang baru.

Contohnya:

  • Memodifikasi kendaraan bermotor sehingga memiliki kecepatan lebih baik.
  • Merenovasi sebuah rumah tinggal menjadi sebuah restoran.

RANGKUMAN

  1. Secara etimologis, kata “Produksi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “To Produce” yang artinya menghasilkan. Jadi, arti kata produksi adalah suatu kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa melalui proses tertentu.
  2. Kegiatan produksi menunjukan cara/metode atau teknik menciptakan atau menambah nilai guna barang/jasa dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi.
  3. Setiap kegiatan produksi menghasilkan produk berupa barang atau jasa. Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya maslaah warna, harga, nama baik perusahaab, nama baik tokoyang menjual, dan pelayanan pabrik serrta pelayanan pengecer yang diterima pembeli guna memuaskan keinginannya.
  4. Prototipe prosuk ( purwarupa Produk ) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukam kemajuan suatu usaha dimasa mendatang.

Posting Komentar

0 Komentar