Gambar Potongan 3

 

Gambar Potongan 3


    Sering ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian-bagian  ini dipergunakan  garis  gores  (garis putus-putus)  yang menyatakan  garis-garis tersembunyi.  Bila gambar tersebut  sederhana, garis yanq tidak tampak itu tidak membingungkan, tetapi bila gambar tersebut rumit maka garis yang tidak tampak akan menyulitkan bagi pembaca gambar. Hal ini akan menimbulkan kesalahan pengertian pada saat membaca gambar tersebut. Untuk menghindari hal ini maka dalam gambar teknik diadakan suatu pemotongan. Teknik pemotongan pada prinsipnya ada dua macam, yaitu pemotongan seluruh dan pemotongan separo. Namun kadang-kadang ada suatu pemotongan tertentu yang dinamakan pemotongan lokal.

    Maksud pemotongan ini untuk mempermudah pengertian pada suatu gambar yang agak  sulit,  terutama intuk  melihat  bentuk  bagian  dalam  benda  tersebut.  Adakalanya  juru gambar harus membuat pemotongan lebih dari sekali, hal ini dilakukan bila pemotongan yang pertam belu menjelaskan   gambar   sehinggperlu   memoton lebih   dari   satu   kali. Pemotongan lebih dari sekali tersebut dilakukan terutama pada benda-benda yang panjang dan agak rumit. Pemotongan berganda dimaksudkan untuk mempejelas penunjukan dalam objek tersebut sehingga dapat melihat dengan jelas bagian dalam maupun bagian luar.

    Pemotongan gambar sebuah objek pada depan benda. Sehingga akan menampakkan bagian dalam benda tersebut. Hal ini untuk mempermudah pengertian pada objek itu. Perlu dImengerti bahwa bagian depan yang dipotong hanya boleh dilakukan dalam penampang potongan saja. Oleh karena itu, pada saat menggambar, juru gambar membayangkan bahwa bagian yang dikerjakan digergaji, kemudian bagian depannya diambil.


Gb. 5.1 Penjelasan mengenai potongan

Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar (Gb. 5.1), dan pemotongannya disebut potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu dasar. Dalam  hal inbidang potongan harus dibesi  tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah seperti yang diperlihatkan oleh Gb. 5.2.
Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambar-gambar proyeksi berlaku juga untuk gambar potongan.

Gb. 5.2 Potongan tidak melalui garis sumbu dasar


5.2. Cara-cara membuat potongan

Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut.  Jika  letak  bidanpotong tidak tidak jelas, atau ada  beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus diterangkan dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang digambar dengan dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya dipertebal, dan pada tempat-tempat dimana garis potongnya berubah arah. Pada ujung-ujung garis potong  diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yang menunjukkan arah penglihatan.




Gb. 5.3 Potongan melalui garis sumbu dan dengan bidang potong

1 Potongan dalam satu bidang
Potongan dalam satu bidang bisa disebut juga dengan potongan penuh.

Gb. 5.4 Potongan penuh


Catatan:

Apabila digambar dengan pandangan lain, maka gambar pandangan tersebut tetap utuh

(proyeksi yang tidak dipotong), seperti diperlihatkan pada Gb. 5.5.



Gb5.5 Potongan penuh dengan pandangannya


2 Potongan oleh lebih dari satu bidang

Potongan dalam lebih dari satu bidang adalah menggambar potongan benda dengan menyederhanakan gambar dan penghematan waktu dalam beberapa bidang sejajar yang tidak dalam satu bidang.

Gb. 5.6 Potongan dengan dua bidang menyudut


Gb. 5.7 PEMOTONGAN MELONCAT

3)   Potongan Setengah/Separuh

 Bagian-bagian   simetrik   dapat   digambar   setengahnya   sebagai   gambar   potongan   dan setengahnya lagi sebagai pandangan (Gb. 5.8). Dalam gambar ini garis-garis yang tersembunyi tidak perlu digambar garis gores lagi karena sudah jelas pada gambar potongan.



Gb. 5.8 Potongan setengah


4 Potongan yang Diputar di Tempat atau Dipindahkan

Bagian-bagian benda tertentu seperti misalnya ruji-ruji roda, tugas, peleg, rusuk penguat, kait dsb, penampangnya dapat digambarkan setempat (Gb. 5.9), atau setelah potongannya diputar kemudian dipindahkan ke tempat lain (Gambar 2.40). Ada perbedaan sedikit antara kedua gambar  tersebut  yaitu  yang  pertama  digambar  dengan  garis  tipis,  sedangkan  yang  kedua dengan garis tebal biasa.


Gb. 5.9 Potongan yang diputar ditempat

Gb. 5.10 Potongan diputar dan dipindahkan


5 Susunan Potongan-potongan Berurutan

 Potongan-potongan berurutan dapat disusun pada Gb. 5.11. Hal ini diperlukan untuk memberi ukuran  atau  alasan  lain.  Potongan-potongan  padgambar  semuanya  terletak  pada  sumbu utama dan pada gambar masing-masing terletak di bawah garis potongnya.



Gb. 5.11 Potongan berurutan

6 Penampang-penampang Tipis

Penampang-penampang tipis, seperti misalnya benda-benda yang terbuat dari plat, baja profil, dsb atau paking dapat digambar dengan garis tebal, atau seluruhnya dihitamkan. Jika bagian- bagian demikian terletak berdampingan, bagian yang berbatasan dibiarkan putih.


Gb. 5.12 potongan benda tipis


5.3. Bagian-bagian yang tak boleh dipotong

Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Begitu pula benda-benda seperti baut, paku keling, poros dsb, tidak boleh dipotong dalam arah memanjang.  Gambar  2.43  memperlihatkan  sebuah  benda  yang  dipotong,  tetapi  terdapat beberapa bagian benda, yaitu sirip dan beberapa benda lain, yaitu poros, pasak, baut dsb yang tidak dipotong.

Gb. 5.13 bagian-bagian yang tak dapat diperlihatkan oleh potongan

 


5.4. Cara mengarsir dan beberapa catatan tentang potongan

Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis-garis tipis miring.

Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap suatu sumbu atau terhadap garis gambar (Gb.5.14). Jarak garis-garis arsir disesuaikan dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama.

Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya, agar jelas (Gb. 5.15).

Penampang-penampan yan luas   dapat   diarsir   secara   terbatas,   yaitu   hany pada kelilingnya saja (Gb. 5.16).

Potongan-potongan sejajar dari benda yang sama yang terdapat pada potongan meloncat diarsir serupa, tetapi dapat juga digeser jika dipandang perlu (Gb. 5.17).

Garis-garis arsir  dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika hal ini tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir (Gb. 5.18).
Gb. 5.14 Arsir

Gb. 5.15 arsir dari bagian-bagian yang berdampingan



b. 5.16 Arsir bidang yang luas



Gb. 5.17 arsir pada potongan sejajar (melompat)


Gb. 5.18 Arsir dan angka




Posting Komentar

2 Komentar